ICW : Bansos Sembako Lebih Rentan Dikorupsi

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Almas Sjafrina menilai, bantuan sosial (bansos) berupa sembako berpotensi lebih besar menimbulkan korupsi dibandingkan bantuan sosial berupa uang tunai.

“Padahal, dalam konteks potensi korupsi dalam pembelian barang dan jasa, bantuan sosial bahan sembako lebih rentan, karena ada pembelian bahan kebutuhan pokok serupa,” kata Almas dalam salah satu diskusi.

Ia melanjutkan, Sedangkan jika tidak ada kemungkinan korupsi dalam pembelian barang dan jasa.

Menurut Almas, kini Kemensos telah mengubah skema bantuan sosial menjadi tunai, untuk warga Jabodetabek.

Perubahan tersebut dilakukan sejak terungkapnya dugaan korupsi bantuan sosial penanganan Covid-19 yang menyeret eks Mensos Juliari Batubara.

Tetapi, kata Almas, masih ada beberapa daerah yang mendistribusikan bantuan sossial berupa sembako.

“Tapi yang perlu kita ingat, meski Kementerian Sosial tidak punya bantuan sosial, masih banyak tersedia di daerah saat ini,” ujarnya.

Almas kemudian mendorong pemerintah melakukan pembenahan untuk mengantisipasi adanya potensi korupsi dalam aspek pengadaan barang dan jasa, baik di tingkat nasiona/daerah. Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu terkait identifikasi kebutuhan bantuan sosial yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ia mengatakan, “Setidaknya jika bantuan sosial berupa pangan, maka yang diberikan adalah pangan bergizi, dan pangan berkualitas”.

Kedua, pemerintah harus memperhatikan pilihan penyedia barang dan jasa dari layanan bantuan pangan pokok. Catatan perusahaan penyedia barang dan jasa harus dipastikan baik dan dapat memenuhi standar.

Ketiga, kata Almas, internal pemerintah soal pembelian sembako harus nyata, karena rencana bayarnya.

Ia juga berharap ada transparansi dalam proses pemberian bantuan sembako sehingga masyarakat bisa mengetahui semua detil informasinya.

“Saya rasa ini sangat penting agar masyarakat dapat berpartisipasi atau berkontribusi aktif dalam prosedur pengawasannya sendiri,” ujarnya.

Selain itu, Almas juga mengatakan perlu ada informasi dan sosialisasi terkait rincian jumlah bantuan sosial yang akan diterima masyarakat.

Sebab, menurut temuan ICW, Almas mengatakan banyak masyarakat yang mengeluh karena merasa mendapatkan bantuan sosial yang berbeda dengan tentangganya.

“ini juga penting untuk disampaikan secara jelas, secara rinci kepada masyarakat supaya mereka bisa mengecek, apakah dari Bantuan sosial, khususnya Bantuan sosial barang yang diterimanya itu sudah sesuai dengan yang seharusnya mereka terima atau tidak,” tuturnya.