Penggabungan dua start-up badak Indonesia, Gojek dan Tokopedia, semakin mendekati kenyataan.
Berdasarkan bocoran terbaru, merger antara Gojek dan Tokopedia akan selesai bulan ini, dan keduanya sudah memutuskan nama joint venture baru mereka.
Kabar ini diungkap sumber yang dekat dengan masalah merger. Sumber itu mengatakan perusahaan hasil pernikahan Gojek–Tokopedia itu disebut GoTo, dilafalkan “go to”.
Kabarnya, GoTo akan dipimpin oleh empat CEO, dua dari Gojek dan dua lagi dari Tokopedia.
Eksekutif yang dimaksud menurut sumber tersebut adalah co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, dan Kevin Aluwi; Serta CEO Tokopedia, William Tanuijaya dan Presiden Tokopedia, Patrick Kao.
Mulai sekarang, keempat pemimpin eksekutif akan bersama-sama membuat keputusan penting dan mengembangkan strategi bisnis yang komprehensif untuk perusahaan gabungan Goto.
Meski bocoran informasi merger sudah tersebar luas di dunia maya, namun Gojek dan Tokopedia belum merilis informasi resmi terkait hal tersebut. Baca juga: Ini karena KPPU Denda Gojek Rp 3,3 Miliar
Rencana Pemberkatan Pemegang Saham dan IPO
Berbagai bocoran merger Gojek dan Tokopedia sudah tersebar luas.
Sebelumnya, beberapa sumber informasi mengungkapkan bahwa syarat-syarat perjanjian merger sudah disetujui, dan keduanya menunggu restu pemegang saham.
“Semua ketentuan perjanjian telah disepakati. Ini (merger) mempertemukan dua perusahaan yang tidak bersaing satu sama lain,” kata seorang sumber, yang tidak mau disebutkan namanya.
Jika nantinya pemegang saham menyetujui dua merger tersebut, Gojek dan Tokopedia akan menutup kesepakatan dalam beberapa minggu ke depan.
Sebagai informasi, startup unicorn saya diketahui didukung oleh beberapa investor besar. Pemegang saham Tokopedia adalah raksasa China, Alibaba Group, sedangkan beberapa investor Gojek adalah Warburg Pincus dan Tencent Holdings. Mereka juga memiliki investor yang sama, seperti Temasek Holdings, Sequoia Capital, dan Google.
Selain soal merger, pada Januari lalu, Reuters melaporkan Gojek dan Tokopedia berpotensi melakukan dual listing di Jakarta dan AS dengan fokus dana hingga US $ 18 miliar atau sekitar Rp 263 triliun.
Jumlah yang cukup tersebut nantinya akan menjadikan entitas kedua sebagai platform utama di Asia Tenggara yang menyediakan e-commerce, ekskursi, transportasi umum, pengiriman makanan, dan layanan lainnya.
Ada beberapa skenario yang dilaporkan akan diupayakan. Jika bukan merger pra IPO, Tokopedia bisa masuk Bursa Efek Jakarta dulu lalu merger dengan Gojek, sebelum joint venture itu melantai di bursa AS.
Sementara itu, Gojek dan Tokopedia tetap enggan berkomentar. Jika merger benar-benar terjadi di kemudian hari, peta persaingan e-commerce, food delivery services, dan e-wallet di Indonesia bisa berubah.